Pertama masuk kuliah, saya sudah mendapatkan tugas seperti biasanya.. hehehehe..
pada pertemuan pertama kalinya saya menjumpai materi tentang observasi dan wawancara. Observasi dan wawancara adalah salah satu kunci hebat untuk menjadikan psikolog, karena didalam observasi itu sendiri kita dapat mengguna
kan fungsi pengindraan manusia melalui seluruh indra yang kita miliki, dan tentunya indra visual yang berperan penting untuk melakukan observasi. Observasi itu memiliki sejarah tersendiri yang mana pada awal laboratorium pertama kali yang berada di Leipzig, Jerman seorang bapak psikologi yang terkenal dengan nama William Wunt mengadakan penelitian tentang performa dari jalan seseorang menggunakan metode observasi. Selain itu, observasi itu sendiri harus objektivitas yang mana objektivitas disini harus menjaga jarak pada orang yang sedang di observasi, tidak memberikan kesimpulan sendiri hanya boleh mendeskripsikan apa yang peneliti lihat saja, sangkut pautkan dengan teori yang sudah ada, tidak melakukan penilaian apapun pada responden, dan peneliti harus lebih dari satu dan biasanya peneliti harus memiliki pengalaman sebelumnya.
kan fungsi pengindraan manusia melalui seluruh indra yang kita miliki, dan tentunya indra visual yang berperan penting untuk melakukan observasi. Observasi itu memiliki sejarah tersendiri yang mana pada awal laboratorium pertama kali yang berada di Leipzig, Jerman seorang bapak psikologi yang terkenal dengan nama William Wunt mengadakan penelitian tentang performa dari jalan seseorang menggunakan metode observasi. Selain itu, observasi itu sendiri harus objektivitas yang mana objektivitas disini harus menjaga jarak pada orang yang sedang di observasi, tidak memberikan kesimpulan sendiri hanya boleh mendeskripsikan apa yang peneliti lihat saja, sangkut pautkan dengan teori yang sudah ada, tidak melakukan penilaian apapun pada responden, dan peneliti harus lebih dari satu dan biasanya peneliti harus memiliki pengalaman sebelumnya.
Observasi itu sendiri adaah aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif) ataupun nonparsitipatif. Maksudnya, pengamatan terlibat merupakan jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan dan tentu saja dalam hal ini peneliti tidak menutupi dirinya selaku peneliti.Untuk menyempurnakan aktivitas pengamatan parsitipatif ini, peneliti harus mengikuti kegiatan keseharian yang dilakukan oleh informan dalam waktu tertentu, memerhatikan apa yang terjadi, mendengarkan apa yang dikatakannya, menanyakan infirmasi yang menarik, dan mempelajari dokumen yang dimiliki.
Beberapa keunggulan teknik ini, sebagaimana diungkapkan oleh Guba & Licoln (1991), yaitu sebagai berikut:
1. Teknik pengamatan ini didasarkan pada pengalaman secara langsung.
2. teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
3. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh oleh data.
4. Sering terjadi keraguan pada peneliti, jangan-jangan yang dijaringnya ada yang "melenceng" atau "bias" dan memerlukan pengamatan ulang.
5. Teknik pengamatan yang memungkinkan peneliti mengerti situasi-situasi rumit.
6. Dalam kasus-kasus tertentu, saat teknik komuniksi lainnya tidak memungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.
Hadirnya teknik observasi dalam suatu penelitian mendapat respons yang tidak selamanya positif. Beberapa keberatan atas penelitian ini adalah munculnya pertanyaan apakah teknik ini dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya? Hal ini karena sekilas teknik ini sama saja dengan yang dilakukan oleh para wartawan dalam meliput berita yang ingin dibuatnya. Jika begitu, tentu tidak memiliki keilmiahan sebagaimana dituntut dalam proses penelitian.
Jehoda, dkk. (1958) memberi batasan keilmiahan teknik ini. Selama masih menggunakan kaidah sebagai berikut, teknik ini dianggap ilmiah, yaitu:
- Mengabdi pada tujuan-tujuan penelitian yang telah dirumuskan.
- Direncanakan secara sistematis, bukan terjadi secara teratur.
- Dicatat dan dihubungkan dengan proposi-proposisi yang lebih umum, tidak hanya dilakukan untuk memenuhi rasa ingin tahu belaka.
- Dapat dicek dan dikontrol validitas dan realibitas ketelitinnya sebagaimana data ilmiah lainnya.
Daftar pusaka :
Idrus, Muhammad. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Ed.II). Jakarta. Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar